Budidaya ikan mas
TEKNIK BUDIDAYA IKAN MAS
A. Persiapan Kolam
Persiapan
kolam untuk kegiatan pemijahan ikan nila antara lain peneplokan/
perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam
dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup
pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringandi pintu pemasukan serta pengisian kolam dengan air. Pemasangan saringan dimaksudkan untuk menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan.
B. Pembenihan
1. Pemeliharaan dan Seleksi Induk
Induk dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan
berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan
sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3
kali/hari.
Ikan betina yang diseleksi
sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 - 2 tahun dengan bobot >2
kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg.
Untuk membedakan jantan dan betina
dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar
cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan tersebut jantan.
Ciri-ciri ikan betina yang siap pijah adalah: (secara sederhana)
- Pergerakan ikan lamban
- Pada malam hari sering meloncat-loncat
- Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak
- Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan untuk ikan jantan mengeluarkan sperma (cairan berwarna putih) dari lubang kelamin bila di stripping.
2. Pemijahan
Dalam
pemijahan, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan
menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah
secara alami atau dengan rangsangan hormon. Sehubungan dengan hal itu, maka langkah-langkah dalam pemijahan ikan mas adalah :
- Mencuci dang mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
- Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
- Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.
- Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m.
- Memasukkan induk jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih lepas hapa dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan 1. Bobot induk jantan sama dengan induk betina namun dengan jumlah yanglebih banyak
- Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk
3. Perawatan Larva
Kakaban diangkat 3 hari setelah telur menetas atau setelah larva tidak menempel di kakaban.
Pakan larva berupa suspensi kuning telur dengan frekuensi 5 kali per
hari (satu telur untuk 100.000 ekor larva). Waktu perawatan larva ini
selama 5 hari sehingga larva sudah tahan untuk ditebar di kolam.
4. Pendederan
Kolam yang akan
digunakan untuk pendederan seharusnya sudah dipersiapkan sebelumnya.
Padat tebar selama kegiatan pendederan tertera dalam Tabel 1dan 2.
Tabel 1. Standar proses produksi benih ikan mas pada setiap tingkatan pemeliharaan di kolam
Tabel 2. Standar proses produksi benih ikan mas pada setiap tingkatan pemeliharaan di sawah
C. Pembesaran
1. Pembesaran di KJA
Sistem pembesaran intensif antara lain dapat dilakukan dalam keramba Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan
umum. Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan akan
sangat menunjang berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik
perairan yang tepat antara lain a)Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, b) Penempatan jaring dapat dipasang sejajar dengan arah angin, c) Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, d) Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, e) Kualitas air mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
Satu unit Keramba Jaring Apung minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka
jaring. Dimensi unit jaring berbentuk persegi empat dengan ukuran
kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x 3 M3. Satu unit Keramba Jaring
Apung terdiri empat set kantong dan satu set terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau bambu dan pelampung berupa steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal dari benang Polietilena.
Frekuensi
pemberian pakan minimal dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian
pakan agar efektif disarankan menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam badan airkantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air. Letak alat ini dapat ditengah kantong atau di salah satu sudutnya Gambar 1. Standar pemeliharaan benih dalam pembesaran diKJA tertera dalam Tabel 3.
Gambar 1. Feeding frame untuk efektifitas pemberian pakan
Tabel 3. Standar proses produksi benih ikan mas pada setiap tingkatan pemeliharaan di jaring apung
2. Pembesaran di KAD
Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dll.) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air deras
bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun
oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan
pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata
1,0 - 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas
ikan . Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan.
Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana
kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai
(sekitar 2 - 5 %).
Padat
tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 - 15 kg /m3 air kolam .
Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi
pemberiannya 3 kali/hari.
III. DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 1999. SN I01-6131-1999 (Produksi induk ikan masCyprinus carpio L. strain majalaya kelas induk pokok). Jakarta
Badan Standardisasi Nasional. 1999. SNI 01-6133-1999 (produksi benih ikan mas,Cyprinus carpio L. strain majalaya kelas benih sebar). Jakarta
Hardjamulia,A.
1995. system pengadaan stok induk ikan mas unggul. Makalah disampaikan
pada pelatihan Pengelolaan Induk Ikan Mas di Balai Budidaya Air Tawar,
tanggal 10-24 Desember 1995. 13 hal.
Hulata, G., 1995. A review of genetic improvement of the commom carp (Cyprinus carpio L.) and other cyprinids by crossbreeding, hybridization, and selection. Aquaculture 129:143-155
Sucipto, A. 2002. Budidaya ikan nila (Oreochromis sp.). Makalah
disampaikan pada Workshop Teknologi dan Manajemen Akuakultur, Himpunan
Mahasiswa Akuakultur IPB, di Bogor tanggal 20, 21 dan 28 April 2002. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. 9 hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar