Jumat, 20 September 2013

nila




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LatarBelakangPelaksanaanPraktikKerjaLapangan (PKL)
          KegiatanPraktikKerjaLapanganmerupakankegiatan sepesifikasi yang dilaksanakandiluarsekolah.Pelaksanaankegiataninisudahberlangsungsejaktahun1997.Pertama kalidilaksanakanhanyadiikutolehsiswa yang mengambilSepesifikasiKomputer.Disusuldengan PKL bahasa yang diikutiolehsiswa yang mengambilSpesifikasiBahasaInggrisdansiswa Madrasah AliyahKeagamaan (MAK).Selanjutnyatahun ajaran 2000/2001 diikuti pula olehsiswaSpesifikasiTataBusana,Spesifikasi Kitab Turats,SpesifikasiPerikanandanSpeseifikasiPengelasan.Sedangkantahunajaran 2001/2002  diikutiolehsemuasepesifikasi yang ada di Madrasah Aliyah Al Hikmah 2 Terpadu, yaitu :
1.     SpesifikasiKomputer
2.     SpesifikasiBahasaInggris
3.     Spesifikasi Tata Busana
4.     SpesifikasiPerikanan
5.     SepesifikasiPengelasan

Selainmengadakan PKL di tempat yang sudahditentukanuantukmasing-masingsiswa, siswajugamengadakan PKL keagamaan di tempattinggalsementaraselamamelaksanakankegiatan PKL.
1.2.Tujuan PKL
1.     Mengetahuitingkatkeberhasilan PKL masing-masing program yang telahdilaksanakan di sekolah.
2.     Mengetahuikemampuansiswadidalammenyerapsemuamateri yang telahdiberikan.
3.     Memberikankesempatankepadasiswauntukmengenallebihdekattentanglingkunganduniakerjanyata.
4.     Meningkatkanwawasansiswatentangdunialuarmelalui proses pengamatanlangsung di lingkungankehidupansekitarnya.
5.     Menumbuhkanmotivasipadasiswauntukmenjadimanusia yang mampuberpikirlogis, kritis, kreatif, mandiri, danberakhlakmulia.
6.     Menumbuhkankepedulianpadasiswaterhadapkondisiislamiyah di lingkungan PKL padakhususnyadan kehidupan sosial padaumumnya.

1.3. TujuanPembuatanLaporan PKL

1.     Siswamampumemahami,memantapkandanmengembangkanpelajaran yang didapatkan di sekolahdanmenerapkannyadalamduniausaha.
2.     Melatihmengolah data-data yang didapatkandari PKL menjadikaryatulisilmiah.
3.     Melatihdiriuntukmembuatkaryatulis yang baik.
4.     Sebagaiusahauntukmenyempurnakanpelaksanaan PKL danmenghindarikekeliruanpenempatanbidangkerjasiswa.

1.4. TeknikPengumpulan Data

          Data diperolehmelalui proses wawancaradanpengamatanpadaPraktekKerja di Lapanagan, dapatjugadiperolehmelaluibuku-buku literature yang sudahada, laludiolahmenjadikaryatulisilmiah.







BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1. Nama Lembaga
Satuan Kerja Pembenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Janti (SATKER PBIAT), terletak di jalan Raya Janti-Cokro, di Kelurahan Janti, Kecamatan Polanhardjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. SATKER PBIAT mempunyai batasan-batasan wilayah sebagai berikut :
a)     Sebelah utara                 : Berbatasan dengan Rt/Rw 08/05 desa Janti
b)    Foto0106.jpgSebelah selatan               : Berbatasan dengan Rt/Rw 09/05 desa Janti
c)     Sebelah timur                 : Berbatasan dengan Rt/Rw 09/05 desa Janti
d)    Sebelah barat                 : Berbatasan dengan desa Wunut


Gambar 1. SATKER PBIAT Janti

SATKER PBIAT Janti teletak  sekitar 1 km dari pasar Cokro, 100 m dari pemukiman penduduk, terletak di barat Kantor Kepala Desa Janti dan MIM Janti.

2.2. Sejarah Singkat
SATKER PBIAT Janti mulai didirikan pada tahun 1979 dan diresmikan pada tahun 1983 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan pemuliaan ikan Nila di SATKER PBIAT Janti dimulai sejak tahun 2004 setelah SATKER PBIAT Janti ditunjuk menjadi Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila Regional (PPIINR) melalui SK Dirjen Budidaya No. 6378/DPB-1/PB.110.D1/12/03.  Pada tahap awal dimulai dengan mendatangkan ikan Nila berbagai strain seperti Gift, Nifi, Singapura, Citralada dan Nila Putih. Kemudian pada tahun 2005 dilakukan perkawinan secara inbreeding dan cross breeding untuk mendapatkan gambaran performa benih yang dihasilkan. Pada tahun 2006 diketahui persilangan (cross breeding) antara induk strain Gift (GG) dan pejantan strain Singapura (SS) menghasilkan benih hibrid (GS) terbaik. Pemuliaan induk dilakukan menggunakan metode seleksi individu. Generasi pertama (F1) dihasilkan tahun 2006, generasi kedua (F2) tahun 2007 dan generasi ketiga (F3) tahun 2008. Berbagai uji terhadap benih hibrid (GS) generasi ketiga seperti uji pertumbuhan, multi lokasi, salinitas, dan hama penyakit dilakukan tahun 2008. Benih hibrid (GS) generasi ketiga inilah yang direlease pada tanggal 23 Nopember 2009 dengan nama Larasati.

2.3. Tujuan Pokok Produksi
a)       Melaksanakan penyediaan benih dan calon induk bermutu
b)       Melaksanakan kaji terap teknologi perbenihan
c)       Melaksanakan pengawasan, pengendalian hama penyakit ikan
d)       Melaksanakan sebagian tugas teknis Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan
e)       Melaksanakan tugas ketatausahaan
Untuk melaksanakan tujuan dan tugas-tugas pelayanan, SATKER PBIAT Janti  didukung oleh 18 orang pegawai.

2.4.Susunan Organisasi
Guna mendukung kelancaran tugas dan pelayanan kepada masyarakat, telah disusun struktur organisasi yang terdiri dari :



STRUKTUR ORGANISASI
SATKER PBIAT JANTI – KLATEN

2.5. Fasilitas-fasilitas
Pada STKER PBIAT Janti memiliki dua fasilitas yaitu :
A.   Fasilitas Pokok :
NO
JENIS
JUMLAH
LUAS
1.
Kolam Pendederan
30 buah
12.590,32 m2
2.
Kolam Pembesaran
9 buah
3.738,49 m2
3.
Kolam Pemberokan Benih
4 buah
550 m2
4.
Bak Pemijahan (Ketekan)
15 buah
450 m2
5.
Bak Pemberokan Pejantan
22 buah
55 m2
6.
Bak Pemberokan Induk
22 buah
182 m2
7.
Bak Karantina
2 buah
98 m2
8.
Bak Penelitian
8 buah
310,17 m2
9.
Bak Filterisasi
1 unit
54 m2
10.
Hatchery
1 unit
112 m2
11.
Laboratorium
1 unit
48 m2
12.
Gudang Pakan
1 unit
24 m2
13.
Peralatan Perbenihan
1 unit
-
14.
Peralatan Penangkapan
2 unit
-
15.
Gudang (Genset)
1 unit
190 m2

B.   Fasilitas Pendukung :
NO
JENIS
LUAS
1.
 Gedung Kantor
180 m2
2.
 Rumah Dinas Pimpinan
70 m2
3.
 Kopel (Rumah Dinas Karyawan)
72 m2
4.
 Asrama
90 m2
5.
 Aula (Ruang Pertemuan)
120 m2
6.
 Bangsal Penjualan Benih Ikan
90 m2
7.
 Loket Penjualan
4 m2
8.
 Rumah Jaga
18 m2
9.
 Musholla
12 m2
10.
 Gudang Alat-Alat Penangkapan
18 m2
11.
 Garasi
35 m2
12.
 Gudang Alat-Alat Perbenihan
15 m2
                         
2.6. Kegiatan-kegiatan yang Dilaksanakan
A.   Perbenihan Ikan
Meningkatnya kegiatan budidaya ikan mengakibatkan meningkatnya kebutunan akan benih ikan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka kegiatan Satuan Kerja Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Janti – Klaten masih tetap diarahkan pada kegiatan perbenihan ikan Nila Merah, dan telah dihasilkan Benih Nila Merah Hibrid Janti yang diberi nama “LARASATI”. Teknologi perbenihan ikan yang dilaksanakan Satker PBIAT Janti adalah dengan menggunakan Sistem Janti (pengetekan) dan Sistem Sapih Benih sebagaimana SPO dan Alur Produksi Nila Merah Janti.
B.     Kegiatan Pelayanan
·         Pelayanan penyediaan benih/induk bermutu baik;
·         Pelayanan kesehatan ikan;
·         Pelayanan informasi teknologi perbenihan dan infor-masi lainnya yang berkaitan dengan pembudidayaan.
·         Pelayanan Penelitian, magang dan PKL bagi mahasiswa, pelajar dan masyarakat
C.   Kegiatan Breeding Program (PPIINR)
Sampai dengan akhir tahun 2010, kegiatan Breeding Program (PPIINR) masih melanjutkan program tahun sebelumnya dan sudah dilaporkan ke Broodstock Center BBPBAT Sukabumi pada bulan Juni dan Oktober 2010. Kegiatan tersebut antara lain:
·         Melanjutkan kegiatan broodstock nila untuk menghasilkan induk F4.
·         Produksi Induk (F4) “Larasati” 10 paket. Hasilnya saat ini diperoleh 10 paket induk F4 untuk pemuliaan lanjutan.
·         Perbanyakan dan distribusi Induk (F4) “Larasati” 100 paket ke kabupaten se-Jawa Tengah. Hasilnya saat ini diperoleh 20 paket induk F4 siap pijah dengan bobot 200 g – 300 g per ekor dan 20 paket calin F4 ukuran 8 – 12 cm.
D.   Kegiatan Sertifikasi CPIB
Kegiatan sertifikasi CPIB telah dilaksanakan dan sudah sampai tahap penilaian lapangan yang dilaksanakan tanggal 14 Desember 2010 oleh auditor sertifikasi CPIB dari KKP sebanyak 2 orang. Hasilnya sangat memuaskan dan hanya ditemukan 2 ketidaksesuaian yang dapat dengan segera diperbaiki agar menjadi sesuai. Dengan hasil tersebut diharapkan nilai sertifikasi CPIB yang diperoleh adalah nilai A / Sangat Baik (EXCELLENT).













BAB III
IKAN NILA LARASATI
(Nila Merah Strain Janti)
Ikan Nila Larasati (Nila Merah Strain Janti) adalah salah satu komuditas ikan Nila yang banyak diminati di pasaran. Larasati sebagai benih tebar telah teruji sebagai produk benih hibrid Nila Merah yang berkualitas unggul baik dipelihara di kolam, air tenang, air deras maupun keramba jaring apung (KJA). Larasati sangat digemari masyarakat karena cepat tumbuh, daging tebal, pertumbuhan seragam, SR tinggi (> 90%), FCR rendah (1,2 – 1,3), tahan terhadap perubahan lingkungan, dan secara laboratoris terbukti tahan terhadap bakteri Streptococcus agalactiae. Pengembangan budidaya Larasati masih terbuka luas baik di pasaran maupun lahan budidayanya. Kegiatan budidaya Larasati telah memberikan dampak positif terhadap sosial ekonomi masyarakat dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan peluang usaha dibidang budidaya serta terbukanya kawasan wisata kuliner.
3.1. Klasifikasi Ikan Nila Larasati
Klasifikasi ikan Nila Merah yang kini dianut oleh para ilmuwan adalah yang telah dirumuskan oleh Dr. Trewavas (Suyanto, 1995)
Filum                                    : Chordata
Subfilum                               : Vertebrata
Kelas                                     : Osteichdayes
Sub kelas                              : Acandaopdaerigii
Ordo                                     : Pencomorphi
Subordo                                : Percoidea
Fainilia                                  : Cichlidae
Genus                                    : Oreochromis
Jenis (Spesies)                       : Oreochromis niloticus

3.2. Morfologi Ikan Nila Larasati


Foto0307.jpg

Ikan Nila Larasati memiliki tubuh lebih bulat dan dagingnya lebih tebal dibandingkan dengan jenis ikan Nila yang lain. Ikan Nila ini memiliki warna dominan Merah 80%, Doreng 15%, dan Hitam 5% dari keseluruhan populasinya. Berikut adalah gambar dan table deskripsi ikan Nila Larasati.
Gambar 2. Nila Larasati Merah 80 % dari populasi
Foto0308.jpg

Foto0309.jpgGambar 3.LARASATI Dorengdominan 15% dari populasi
Gambar  4. LARASATI Hitam dominan 5% daripopulasi

Tabel 1.  Deskripsi ikan Nila Larasati ukuran konsumsi/dewasa :
I
Karakter Morfologi

1.1
Jumlah jari-jari sirip dorsal
D. XVII. 13
1.2
Jumlah jari-jari sirip perut
V. I. 5
1.3
Jumlah jari-jari sirip dada
P. 13 – 14
1.4
Jumlah jari-jari sirip dubur
A. III. 10 – 11
1.5
Jumlah jari-jari sirip ekor
C. II. 17 – 18
1.6
Jumlah Linea Lateralis (LL)
33 – 35
1.7
Lebar mata (cm)
1,54 – 1,70
1.8
Panjang Total (PT) (cm)
26,6 – 32,5
1.9
Panjang Standar (PS) (cm)
20,6 – 26,5
1.10
Tinggi Badan (TB) (cm)
9,7 – 11,0
1.11
Panjang Standar/Tinggi Badan (PS/TB)
2,12 – 2,40
1.12
Warna
Merah dominan



II
Ketebalan Daging (cm)
4,75 – 4,90



III
Ratio Edible Portion (%) Larasati dengan bobot 1.000 – 1.300 g

3.1
Berat daging
46,4 – 53,0
3.2
Berat tulang
7,1 – 8,0
3.3
Berat kepala
18,5 – 20,0
3.4
Berat ekor
1,7 – 1,8
3.5
Berat sisik
1,2 – 2,1
3.6
Berat sirip
4,1 – 5,6
3.7
Berat organ dalam
14,4 – 16,1



IV
Deskripsi Larasati ukuran konsumsi/dewasa

4.1
Warna punggung
Merah orange
4.2
Warna perut
Putih kemerahan
4.3
Warna overculum
Kemerahan
4.4
Umur (hari)
130
4.5
Bobot pembesaran di kolam air tenang (g)
560 – 620
4.6
Bobot pembesaran di KJA selama 150 hari (g)
930,0 – 954,7

3.3. Pembenihan Ikan Nila Larasati
          Pembenihan ikan Nila Larasati di SATKER PBIAT Janti ini dilakukan di kolam terbuka dan dikelolah dengan profesional. Ada pun hal-hal yang harus dipersiakan dalam pembenihan ikan Nila Larasati sebagai berikut :


A.   SeleksiCalonInduk
Suyanto (2003), mengatakan bahwa ikan nila jantan mempunyai satu buah lubang dipapilanya sedangkan untuk nila betina mempunyai dua buah lubang pada. Selain perbedaan jenis kelamin, perbedaan yang mencolok yang dapat dilihat adalah perbedaan warna.
          Menurut (Khairuman dan Amri, 2003), menyatakan bahwa untuk mendapatkan induk yang unggul dapat dilakukan dengan seleksi masal dan seleksi individu.
Perbedaan antara induk ikan nila jantan dan induk ikan nila betina dapat dilihat pada Gambar 5.
IMG_8970 copy





Gambar 5. Perbedaan Ikan Nila Jantan dan Betina
                                     (Sumber : menurut Suyanto,1994)

Selain perbedaan jenis kelamin, perbedaan yang mencolok yang dapat dilihat adalah perbedaan warna dimana untuk warna jantan lebih gelap dibandingkan dengan warna betina (Suyanto,1994)
          Menurut Arie (2000), mengatakan bahwa perbandingan pemijahan untuk ikan nila yang ideal adalah 1:3. Khairuman dan Amri (2003), mengatakan bahwa ciri-ciri calon induk hasil seleksi yang baik adalah:
1.        Bentuk badan normal
2.        Sisik besar dan tersusun rapi
3.        Kepala relatif kecil dibandingkan dengan badan
4.        Badan tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
5.        Gerakan lincah
6.        Memiliki respon yang baik terhadap pakan tambahan
7.        Kondisi sehat
Pada SATKER PBIAT Janti calon induk yang dipilih adalah dari segi warna, ukuran dan jenis kelamin. Dan warna yang sesuai dengan standar produksi di SATKER PBIAT Janti adalah induk ikan yang berwarana putih mulus untuk induk Jantan dan warna hitam untuk induk betina.
Foto0251.jpgUkuran induk yang dipilih adalah untuk jantan memiliki panjang standar ≥ 25 cm dan bobot ≥ 250 gr, sedangkan untuk betina memiliki panjang standar ≥ 22 cm dan bobot ≥ 200 gr.


Gambar 6. Proses Seleksi Calon Induk

B.   PersiapanInduk
1)    Pematangan Gonad
Untuk mendapatkan induk ikanNilamatang gonad yang akan digunakan untukkegiatanpemijahanharusmemperhatikanmenejemenpakan, kesehatanikandankualitas air.
Pemberianpakanindukdilakukanpada pagi (± 09.00 WIB) &siang (± 15.00WIB)hari.Pakan yang diberikanberupapellet dengandosis 2%/hrdaribobotbiomasadengan pellet yang sudahterdaftarataumemiliki nomor registrasi DKP dan memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut:
No.
JenisNutrisi
Kandungan (%)
1
Protein
min.  32,0
2
Lemak
min.  6,0
3
Seratkasar
maks.  4,5
4
Abu
maks.  11,0
5
Kadar air
maks.  12,0
Tabel 2. Jenis nutrisi dan jumlah kandungan
Pertahankan ketinggian air baksekitar 100 cm, jika permukaan air turunlakukan penambahan air pada pagi hari. Dan dilakukan pula pemantauankualitas air danhamapenyakitikansecararutin.
2)    SeleksiIndukMatang Gonad
Induk yang matang gonad memilikiciri berwarna merah pada kelaminnya baik induk betina maupun jantan. Dan jika diurut mengeluarkan Sperma bagi induk jantan sedangkan pada induk betina mengelurkan telur.

3.4 Pemijahan (dikasih A.,?)
Sebelum melaksanakan pemijahan perlu dipersiapkan alat dan bahan.
Alat :                                                              Bahan :
-         Ember besar/blong plastik     -   Induk Ikan Pandu Jantan
-         Skopnet halus dan kasar-   induk ikan kunti betina                     
-         Kalo aluminium                 -   Air
-         Waring                             
-         Hapa penampung benih
-         Timbangan
-         Bak Sortir
-         Seser Induk
-         Tongkat pikulan
-         Bambu
-         Sarung tangan
-         Ciduk pakan
-         Timbangan duduk
-         Penggaris
-         Bak Sortir
-         Incubator
-         Saringan santan
-         Saringan teh
-         Sorok lantai
-         Sikat dinding
-         Kantong Plastik packing
-         Karet gelang
-         Tabung oksigen beserta selang dan regulator
-         Kalo Alumunium
-         Cangkul

A.   SeleksiInduk
          Pada pemijahan sistem Ketekan dan Sapih Benih di SATKER PBIAT Janti, induk yang dipijahkan berumur minimal enambulan.Dan menggunakan perbandingan jantan 1 : betina 3. Induk yang dipilih adalah induk yang telah siap matang gonad.

B.     PersiapanWadahPemijahan

Persiapan wadah adalah dengan membersihkan kolam dengan cara membersihkan bagian dasar dan dindingkolam. Setelah itu membilaskolampemijahandengan menggunakan air.
Setelah kegiatan pembersihan selesai dilakukan, saluran pengeluaran ditutup kemudian kolam diisi air sampai ketinggian 120cm. Selanjutnya induk dimasukan secara perlahan-lahan.


Bak Pemijahan

Berikut ini adalah Gambar kolam pemijahan ikan nila Larasati  dengan ukuran 15 x 2,5 mdapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kolam pemijahan

C.     Proses Pemijahan

SetelahindukikanNiladiseleksiindukdipindahkankedalamkolampemijahan. Pemijahan yang dilakukan di SATKER PBIAT Janti yaitu secara alami.Pada SATKER PBIAT Jantimengunakan dua metode yaitu :
1)    Sistem Ketekan
Sistem Ketekan atau sistem Janti merupakan asli sistem yang dicetuskan oleh SATKER PBIAT Janti. Naman Ketekan ini diambil karena pada proses pemanenan, larva ikan Nila dikeluarkan dari mulut induknya, dengan cara dibuka mulut induk mengguanakan tangan.
          Sistem ini mengunakan perbandingan 3:1 yaitu induk betina berjumlah 90 ekor dan induk jantan 30 ekor. Dipijahkan dalam satu kolam dengan ukuran 15 x 2,5 m dan kedalaman air 120 cm. Dan dalam kondisi air yang tenang. Waktu yang dibutuhkan untuk memijah adalah 18 hari.Kemudiansetelah 18 hari larva dipanen.
          IMG_2481.JPG
Gambar 6.Panen sistem Ketekan

2)    Sistem Sapih Benih
Sistem Sapih Benih adalah sistem yang biasa digunakan oleh kebanyakan petani ikan. Sistem ini juga mengunakan perbandingan 3:1 tetapi berebeda dengan sistem ketekan, sistem ini mengunakan induk ikan secara massal yaitu induk betina 300 ekor dan induk jantan 100 ekor. Dipijahkan dalam satu kolam dengan luas393 dan dalam kondisi air yang tenang.
Berbeda dengan sistem Ketekan yang membutuhkan waktu panen hingga 18 hari, pada sistem Sapih Benih ini setiap hari melakukan pemanenan dengan cara menyeser larva setiap pagi hari yang muncul di permukaan air.
Foto0199.jpg
Gambar 7.Panen sistem SapihBenih

3.5.PenentasanTelur
Penetasanteluriniberlangsung di incubator atautempatpenetasantelur.Telurditetaskanselama 5 sampai 7 hari.Ciritelurbagusberwarnakuningsedangkantelur yang busukberwarnaputih.

AGS5Gambar 8. Bakpenetasantelur (incubator)
3.6 Persiapan Kolam Pendederan
A.Pendederan I
Kolam pendederan terlebih dahulu diperbaiki kamalir dan pembersihan lumpur dengan menggunakan cangkul. Keringkan kolam penedederan ± 3 hari hingga tanah terlihat retak-retak.
Kemudian kolam yang sudah kering diberi kapur dengan dosis 50 – 100 gr/m2 . Kemudian pasang saringan pada inlet dan outlet. Kolam diisiair dengan kedalaman awal ± 20 cmpada outlet, biarkanselama ± 4 hariuntukmenumbuhkan plankton.Setelah plankton tumbuh, kolam siap ditebari larva. Penambahan air dilakukan secara bertahap sampaipanenhinggamencapaikedalaman 60 – 80 cm.
B. Pendederan II
Kolam pendederan terlebih dahulu diperbaiki kamalir dan pembersihan lumpur dengan menggunakan cangkul. Keringkan kolam penedederan ± 3 hari hingga tanah terlihat retak-retak.
Kemudian pasang saringan pada inlet dan outlet, kemudian kolam diisi 60-80 cm. Setelah kolam diisi air, larva siap didederkan dari hasil pendederan I.
C.     Pendederan III
Kolam pendederan terlebih dahulu diperbaiki kamalir dan pembersihan lumpur dengan menggunakan cangkul. Keringkan kolam penedederan ± 3 hari hingga tanah terlihat retak-retak.
Kemudian pasang saringan pada inlet dan outlet, kemudian kolam diisi 60-80 cm. Setelah kolam diisi air, larva siap didederkan dari hasil pendederan II.

3.7 Pendederan
A.     Pendederan I
Larva yang didederkan adalah larva yang berasal dari panen ketekan dan penetasan dari bak incubator. Sebelum larva ditebar larva terlebih dahulu dihitung denagan menggunakan takaran, berupa saringan teh. Satu takaran saringan teh berjumlah 4.000 larva.
Larva yang didederkan adalah larva yang berukuran 1-3cm dan 3-5 cm.
Setelah dihitung larva dibawa menggunakan ember dan dilakukan aklimatisasi. Penebaran larva dilakukan didekat intlet pada pagi hari dengan kepadatan 100-150 ekor/m2Larva tidak diberi pakan butan selama lima hari. Selama tidak diberi pakan buatan, larva hanya memakan  plankton.
Setelah larva berumur lebih dari lima hari, larva baru diberi pakan berupa pelet yang dihaluskan denagn dosis 30%/hrdaribobotbiomasa. Pemberian pakan ini dilakukan pada pagi hari (± 09.00 WIB) &Sore (± 15.00 WIB)hari.
B.               Pendederan II
Pendederan yang dilakukan adalah larva yang berukuran 3-5 cm hingga berukuran 5-8 cm.
Pendederan ini dipindahkan menggunakan blong dan dimasukan kedalam kolam dengan posisi miring dan dilakuakan proses aklimatisasi. Penebaran larva dilakukan didekat intlet pada pagi hari dengan kepadatan 50-100 ekor/m2
larva baru diberi pakan berupa pelet yang dihaluskan dengan dosis 20%/hrdaribobotbiomasa. Pemberian pakan ini dilakukan pada pagi hari    (± 09.00 WIB) &Sore (± 15.00 WIB)hari.
D.               Pendederan III
Pendederan yang dilakukan adalah larva yang berukuran 5-8 cm hingga berukuran 8-12 cm.Pendederan ini dipindahkan menggunakan blong dan dimasukan kedalam kolam dengan posisi miring dan dilakuakan proses aklimatisasi. Penebaran larva dilakukan didekat intlet pada pagi hari dengan kepadatan 25-50 ekor/m2. Larva baru diberi pakan berupa pelet yang dihaluskan dengan dosis 10%/hrdaribobotbiomasa. Pemberian pakan ini dilakukan pada pagi hari (± 09.00 WIB) & Sore (± 15.00 WIB)hari.
3.8 Panen Benih
Panen benih dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07:00 – 09:00 WIB.Hal ini bertujuan agar benih ikan  tidak mengalami stres dan mengalami kematian.
Sebelum melakukan pemanenan maka terlebih dahulu memasang saringan di depan pintu outlet dan menurunkan ketinggian air.
 Setelah ketinggian air mencapai 40 cm pada outlet ditutup dengan menggunakan waring. Kemudian bersihkan kamalir dari lumpur dan benih ikan dikumpulkan kedalam kemalir, setelah ikan terkumpul, waring pada pintu outlet dibiarkan terbuka agar air dapat mengalir keluar.Kemudian benih ikan yang terkumpul pada saringan diambil menggunakan seser dan dipindahkan ke bak seleksi (breeding) dengan menggunakan ember blong.



Benih yang telah terkumpul di bak seleksi (breeding) kemudian disortir menurut ukurannya masing-masing diantaranya ukuran 2-3,3-5,4-6,5-7,7-9,8-12.
Gambar 9.  Sortir benih menurut ukuran
Setelah itu benih disampling dengan menggunakan timbangan.Benih yang sudah disampling di berok sesuai ukuran selama 1-2 hari sebelum dipasarkan.Pemberian pakan tetap dilakukan apabila benih tidak segera terjual.Pemberian pakan ini dilakukan pada pagi hari (± 09.00 WIB) &Sore (± 15.00 WIB)hari.Dengan dosis 1-2 % dari bobot biomasa.
3.9 Penjualan, Pengemasan dan Distribusi
Untuk menjamin kelancaran penjualan benih ikan Nila maka dilakukan pengemasan dan pendistribusian benih ikan Nila dengan sehat sampai tempat tujuan.
A.               Penjualan
Pada SATKER PBIAT Janti melakukan penjualan dan mendistribusikan benih ikan Nila pada hari Rabu dan hari Sabtu.Penjualan ikan Nila Larasati di SATKER PBIAT Janti dikirim ke pasaran dengan kisaran harga sebagai berikut:

UKURAN
HARGA
1 – 3 cm
Rp. 39
3 – 5 cm
Rp. 50
5 – 8 cm
Rp. 72
Tabel 3. Daftar harga benih Larasati
B.               Pengemasan
Pengemasan ini menggunakan kantong plastik berukuran 10 kg (60 cm × 40 cm) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Ø    Mula-mula pindahkan benih ikan Nila dari kolam penampungan ke dalam bak grading di bangsal penjualan, sesuai dengan ukuran benih.
Ø    Ikan Nila yang akan dikemas terlebih dahulu disampling sesuai denganukuran benih yang akan dijual.
Ø    Isi kantong plastik dengan air 1/3 bagian.
Ø    Timbang benih sesuai jumlah yang dipesan.
Ø    Masukkan benih ikan ke dalam kantong plastik sesuai dengan ukuran.
Ø    Masukkan oksigen menggunakan selang sampai 2/3 bagian.
Ø    Ikat kantong plastik dengan karet gelang.

C.               Distribusi
Setelah benih dikemas, benih siap didistribusikan menggunakan alat transportasi dengan suhu air  ± 25 oC.



Gambar 10. Pendistribusian benih ikan Nila Larasati

BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN DAN SARAN

A.   KESIMPULAN
1)    SATKER BPIAT sangatmembantu kami dalammelakukanPraktikKerjaLapangan (PKL) sehingga kami biasmengambilbanyakpelajarandanpengalamansertamemberikangambarandalamduniapekerjaan.
2)    IkanNilaLarasatiadalahikan yang mudahuntukdipijahkanmulaidaripemeliharaaninduk, tahanterhadappenyakit, pertumbuhancepat, selainitudalampemijahannyajugasecaraalami, proses perawatan larva yang relative mudah, sertapemasaran yang mudahkarenaikaninibanyakdigemariolehmasyarakat.

B.   SARAN
1)    Kurangnyapersiapandaripihaksiswa
2)    Siswasebaiknyalebihmepersiapkandiribaiksecara mental ataupunsecarapengetahuankarenasiswadituntutbekerjadenganbaik.
         
DAFTAR PUSTAKA
Arie, 1999. Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Nila Gift. Penebar Swadaya.Jakarta.
Amri Khairul dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Suyanto, R. Nila. 2003. Penebar Swadaya Jakarta. Hal: 41-62.
http://satkerpbiatjanti.wordpress.comdiaksespada 30 Juni 2013.